Terobosan Medis: Peneliti Ubah Ginjal Golongan Darah A Jadi Universal O, Permudah Transplantasi
Peneliti berhasil mengubah ginjal golongan darah A menjadi tipe O universal, membuka peluang lebih besar bagi pasien gagal ginjal untuk mendapatkan donor yang cocok.
Sebuah terobosan medis terbaru dari China memberi harapan baru bagi pasien gagal ginjal di seluruh dunia. Para peneliti berhasil mengubah ginjal donor dengan golongan darah A menjadi tipe O universal menggunakan teknologi enzimatik. Temuan ini berpotensi mengatasi salah satu kendala terbesar dalam transplantasi ginjal: kecocokan golongan darah antara donor dan penerima.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications menjelaskan bahwa tim ilmuwan menggunakan dua enzim dari bakteri Flavonifractor plautiiâyakni FpGalNAc deacetylase dan FpGalactosaminidaseâuntuk menghapus antigen golongan darah A dari dinding pembuluh darah ginjal manusia. Hasilnya, ginjal yang telah diubah ini bisa berfungsi seperti organ bergolongan darah O, yang dikenal sebagai golongan darah universal dan dapat diterima oleh pasien dengan golongan darah apa pun.
Dalam uji awal, ginjal tipe A yang telah diubah menjadi tipe O (enzyme-converted O atau ECO kidney) berhasil dicangkokkan pada pasien dengan golongan darah O yang telah dinyatakan meninggal otak. Ginjal tersebut berfungsi normal selama dua hari pertama tanpa reaksi penolakan berarti, meski pada hari ketiga antigen A mulai muncul kembali. Temuan ini menandakan bahwa proses konversi antigen masih memerlukan penyempurnaan, tetapi tetap menjadi langkah besar dalam dunia transplantasi organ.
Para ilmuwan menilai metode ini sangat menjanjikan, terutama bagi pasien dengan golongan darah O yang sering kali harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan donor. Dengan mengubah organ donor menjadi tipe universal, peluang kecocokan meningkat dan waktu tunggu transplantasi bisa berkurang drastis. Meski demikian, penelitian lanjutan masih diperlukan untuk memastikan stabilitas hasil konversi dan keamanan jangka panjang setelah transplantasi.
Bagi dunia medis, inovasi ini disebut sebagai potensi âgame changerâ dalam sistem transplantasi. Dengan memperluas ketersediaan organ donor, tingkat keberhasilan transplantasi dapat meningkat sekaligus menurunkan risiko kematian akibat gagal ginjal terminal. Jika dikembangkan lebih lanjut, teknik ini juga bisa diterapkan pada organ lain seperti hati dan paru-paru.
Di Indonesia, teknologi semacam ini masih dalam tahap pemantauan oleh komunitas medis dan regulator. Namun para dokter menilai kemajuan penelitian ini patut disambut positif. Pasien dan keluarga yang tengah menunggu transplantasi disarankan terus menjaga kesehatan ginjal, mengontrol tekanan darah dan kadar gula, serta aktif berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mengetahui perkembangan teknologi transplantasi yang aman dan legal di masa depan.
Peneliti menyimpulkan bahwa meskipun masih perlu penyempurnaan, kemampuan untuk mengubah organ donor menjadi golongan darah universal membuka babak baru dalam dunia kedokteran. Terobosan ini diharapkan dapat memperluas akses transplantasi, menyelamatkan lebih banyak nyawa, dan memperpendek antrean panjang pasien gagal ginjal di seluruh dunia.





